Jumat, 15 Mei 2009

FeeD AddiTive

Additive adalah susunan bahan atau kombinasi bahan tertentu yang sengaja ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai gizi pakan guna memenuhi kebutuhan khusus atau imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Murwani et al., (2002) menyatakan bahwa additive adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi. Sedangkan menurut Murtidjo (1993), additive adalah imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Penambahan bahan biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit, misalnya additive bahan konsentrat, additive bahan suplemen dan additive bahan premix. Maksud dari penambahan adalah untuk merangsang pertumbuhan atau merangsang produksi. Macam-macam additive antara lain antibiotika, hormon, arsenikal, sulfaktan, dan transquilizer.

Feed additive merupakan bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau juga antibiotika (Anggorodi, 1985). Fungsi feed additive adalah untuk menambah vitamin-vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stress, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.

Macam ragam pakan additive antara lain additive pada bahan pakan (contohnya agensia antioksidan, agensia cita rasa), additive untuk manipulasi pencernaan dan absorpsi nutrien (contohnya buffer, enzim), additive untuk kesehatan ternak (contohnya obat cacing), additive melalui hormonal (contohnya hormon pertumbuhan, hormon reproduksi), additive untuk meningkatkan kualitas produk (contohnya agensi pewarna, agensi antiradikal).

Berbagai macam feed additive yang bersifat non nutritive menurut Wahyu (1997) antara lain: (1) Makanan tambahan pelengkap untuk memperbaiki tekstur dan kekuatan pakan pellet; (2) Flavoring agent yaitu zat pemberi bau enak yang dipergunakan untuk meningkatkan palatabilitas pakan; (3) enzim-enzim yang memperbaiki daya cerna di bawah kondisi tertentu; (4) Antibiotika, senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans dipergunakan pada tingkat rendah untuk melindungi pakan dari serangan perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah timbulnya keracunan yang disebabkan oleh mikroflora dalam usus; (5) Antibiotika yang mempunyai spektrum luas (broad spectrum) dan daya absorpsi yang baik ditambahkan ke dalam pakan untuk memerangi penyakit khusus; (6) Senyawa-senyawa kimia tertentu dipergunakan untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika terhadap penyakit; (7) Obat-obat pencegah cacing dalam saluran pencernaan; (8) Antioksidan untuk mencegah kerusakan asam-asam lemak yang tidak jenuh dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak karena proses peroksidasi; (9) sumber-sumber karotenoid ditambahkan dalam pakan untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur dan (10) Hormon-hormon yang digunakan untuk memperbaiki metabolisme ayam.

Ransum ayam broiler dan ayam petelur disusun sedemikian rupa sehingga mengandung konsentrasi zat-zat makanan maksimum yang dapat diperoleh dengan harga layak untuk pertumbuhan, produksi dan efisiensi penggunaan ransum maksimum. Untuk menjamin zat-zat makanan tersebut ditelan, dicerna, dilindungi dari kerusakan, diserap dan diangkut dari sel-sel tubuh, maka pelengkap makanan tak bergizi tertentu atau yang disebut additive dimasukkan ke dalam ransum sebagai tambahan sampai terjadi suatu konsentrasi optimum dan keseimbangan zat-zat makanan (Rasyaf, 1994).

Contoh Feed additive yang digunakan untuk ayam broiler antara lain adalah Broiler Weight. Adapun keistimewaan dari bahan ini antara lain adalah: (1) Tidak mengandung antibiotika dan senyawa arsen sehingga dapat diberikan setiap hari tanpa menimbulkan efek samping; (2) Memperbaiki konversi pakan sehingga mempercepat pertambahan berat badan dalam waktu singkat; (3) Tidak mempengaruhi aroma atau cita rasa daging ayam broiler atau pedaging dan (4) Mencegah penyakit defisiensi vitamin (penyakit karena kekurangan vitamin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar